Allahummashalli'alaa Muhammad.
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)_ dengan judul, Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Siswa. ini merupakan skripsi yang membahas tentang penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran matematika.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Sehingga dibutuhkan pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas dengan merefleksikan diri sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan berbagai tindakan yang tertencana dan nayata untuk menganalisis setiap pengaruh perlakuan tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) umumnya dilakukan oleh mahaiswa kependidikan, karena biasanya subjek dari penelitian ini adalah siswa.
Namun sebelum kita bahas isi materi skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Siswa alangkah baiknya dipahami dulu apa itu skripsi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Skripsi ialah sebagai karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan akademisnya.
Namun kali ini kami akan memberikan solusi bagi mahasiswa yang akan menyusun skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Siswa.
PRNDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangkan dirinya, sehingga mampu menjadi manusia yang berkualitas dan berpotensi serta mampu bersaing di era globalisasi. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk melahirkan generasi muda yang cerdas dan bermartabat. Hal ini sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 (dalam sistem pendidikan nasional, pasal 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar peserta didik agar lebih aktif untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan penjelasan tersebut sangat jelas bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah membentuk individu yang lebih baik.
Sekolah dasar merupakan sekolah jenjang pendidikan pertama yang menulis, berhitung, dan keterampilan dasar lainnya. Siswa sekolah dasar berpendapat bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk mengalami perkembangan dalam tingkat berpikir yang memerlukan stimulus untuk memahami pengetahuan yang diterimanya agar bisa berpikir kritis dalam menerima pengetahuan dan memecahkan suatu masalah, karena dengan berpikir kritis siswa dapat membuat suatu keputusan atau kesimpulan yang masuk akal tentang apa yang mereka yakini atau mereka lakukan.
Berpikir kritis adalah suatu kegiatan cara berpikir untuk mencapai suatu tujuan. Berpikir kritis mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau menarik kesimpulan dari suatu masalah. Menurut Ennis (dalam Susanto, 2013: 121), berpikir kritis adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir dengan tujuan membuat suatu keputusan yang dapat diterima tentang apa yang diyakini atau dilakukan.
Permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan bukti bahwa selama proses pembelajaran siswa masih merasa kesulitan dalam menerima pembelajaran.
Salah satu materi pelajaran matematika di sekolah dasar yang dianggap sulit dipahami siswa adalah materi tentang perkalian dan pembagaian.
Materi perkalian dan pembagian merupakan materi yang saling berpasangan.
Materi perkalian dan pembagian juga merupakan salah satu materi yang sulit untuk dipahami siswa dan merupakan materi yang cukup lama proses penanamannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III MI. Maraqitta’limat Suela pada tanggal 31 Juli 2018, peneliti memperoleh informasi bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup lama proses penanamannya. Salah satu mata pelajaran matematika yang pencapaian hasil kelas III MI. Maraqitta’limat Suela pada tahun ajaran 2018/2019 adalah 60. Siswa dikatakan mencapai KKM, jika nilainya mencapai 70 atau lebih. Hasil ujian tengah semester pada mata pelajaran matematika kelas III, semester ganjil pada tahun 2018/2019 menunjukkan bahwa dari 15 terdapat 6 siswa (44,44%) yang mencapai KKM, sedangkan 9 (55,55%) belum mencapai KKM. Dengan rentang nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 44 dan nilai rata-rata kelas 74,51. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 agustus 2018, khususnya pada pelajaran matematika, menunjukkan bahwa pada pemberian materi secara langsung. Penguasan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih rendah. Permasalahan dalam belajar matematika ini karena siswa tidak memiliki dorongan belajar sebagai akibat dari pembelajaran yang menekankan Permasalahan tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran dan menjadikan banyak siswa yamg memiliki nilai dibawah KKM. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.
Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara danobservasi dengan guru kelas III dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III MI. Maraqitta’limat Suela salah satu penyebab rendahnya kemampuan berhitung pada materi pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa menjadikan hasil perkalian dan pembagian dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat satu arah dimana guru sebagai sumber, penyedia, dan pemberi informasi (konvensional), sedangkan siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru. Dengan kata lain, guru masih menggunakan pendekatan teacher centered, artinya guru menjadi sumber dari segala pengetahuan yang akan diterima dan diketahui siswa. Selain itu, guru dalam menjelaskan materi juga belum mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru harus kritis dan kreatif dalam memilih pendekatan pembelajaran yang cocok bagi siswa. Dengan konsep atau prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui pendekatan yang membawa anak untuk berpikir konkret ke abstrak, yaitu melalui pendekatan pembelajaran kontekstual atau contekstual teaching and learning. CTL merupakan sebuah sistem belajar yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran dengan mengkaitkan materi tersebut dan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nurhadi (dalam Hosnan (2014: 267), CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul. “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Siswa Kelas III MI. Maraqitta’limat Suela Tahun Pelajaran 2018/2019”
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
3. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, kurang menarik bagi siswa sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi kurang memuaskan.
2. Rumusan Masalah
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan, analisis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran, dan hanya mengukur aspek kognitif saja.
2. Berpikir Kritis
Berpikir kritis juga merupakan suatu berpikir dengan tujuan membuat suatu Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hitungan dan menggunakan bilangan atau angka, serta simbol- simbol matematika untuk memecahkan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, 3 + 3 + 3 dapat ditulis menjadi 3 × 3 = 9t
4. Pembagian
Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dari penelitian adalah: Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III MI. Maraqitta’limat Suela semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis:
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika khususnya pada operasi hitung perkalian dan pembagian.
b. Bagi Peneliti
c. Bagi Guru
2) Sebagai dasar pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar keputusan yang masuk akal dan dapat diterima oleh siswa.
d. Bagi Sekolah
1) Dapat menambah bahan bacaan yang terkait dengan PTK khususnya dalam penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
untuk mendapatkan materi yang lebih lengkap pada skripsi tersebut.
Semoga bermanfaat.
jika bermanfaat share ke teman anda
melalui laman 👇
0 Comments