Bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil'aalamin, bersholawat kepada baginda Rasul Muhammad SAW. dengan mengucapkan Allahummasholli'alaa Sayyidina Muhammad Wa'alaa alisayyidina Muhammad.
Hidup di dunia ini kadang belum pernah kita memikirkan tujuan hidup yang sebenar-benarnya, sehingga kita sebagai manusia berbuat dengan kehendak hawanafsu kita sendiri, tanpa melihat mana yang hak dan mana yang batil.
Apalagi di zaman sekarang ini, manusia hidup tidak terkontrol, karena selalu mengikuti kemauan hawanafsu nya, padahal hawanafsu itu bagaikan anjing yang menggigit dan mencabit-cabit mangsanya.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan dalam kitabnya Ringkasan Ihya' Ulumuddin.
Nafs adalah kekuatan amarah dan syahwat dalam diri manusia yang kebanyakan diartikan dalam ilmu tasawuf bahwa Nafs adalah suatu sifat yang tercela dalam diri manusia karena dengan Nafslah manusia dapat terjerumus dalam perbuatan yang tercela dan dengan Nafsnya pulalah manusia dapat menjadi seorang yang mempunyai sifat yang terpuji seperti orang yang sering berbuat kehinaan adalah orang yang mengikuti Nafs syahwatnya sedangkan orang yang terpuji adalah orang yang dapat mengendalikan sifat yang terpuji.
Imam Al Ghazali bertanya kepada para santrinya, perkara apakah yang terbesar di dunia ini ? Ada yang menjawab, matahari, bumi, dan lain-lain. Akan tetapi, semua itu dipandangnya keliru. Al Ghazali mengatakan, “Yang paling besar adalah hawa nafsu.”
Begitu besar dorongan nafsu sehingga mampu mengubah seorang manusia menjadi lebih buas daripada binatang. Bahkan, diri insan dapat lebih hina karena memperturutkan syahwatnya. Karena itu, ulama besar itu mengingatkan murid-muridnya untuk senantiasa mengendalikan hawa nafsu.
Hawa nafsu adalah aspek ruhaniyah yang mempengaruhi moral seseorang. Nafsu memiliki tiga macam yaitu nafsu ammarah, nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah. Sedangkan hawa artinya apa yang disukai nafsu (jiwa).
Lalu apa tujuan hidup?
Tujuan hidup adalah hanya mencari Ridho Allah SWT.
Tanpa itu kehidupan manusia akan hampa, apalah artinya kekayaan, harta, tahta, pangkat dan jabatan, semua itu hanyalah keindahan dunia belaka.
Namun kita lihat pada zaman sekarang ini, manusia terlena dengan kekayaan, harta, pangkat dan jabatan, sehingga membuat seseorang lupa daratan, yang haram menjadi halal, yang salah menjadi benar, semua itu karena hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan.
Apalah artinya ketaatan dalam beribadah, jika mengerjakan suatu ibadah itu ingin dipuji dan dikagumi oleh orang-orang yang ada disekelilingya.
Kerap kali terjadi, seseorang melukan suatu ibadah tidak terasa dipamerkan karena apa yang dilakukan diungkapkan kehalayak ramai, bukankah itu yang disebut pamer ibadah?.
Jika kita ingat tujuan hidup hanyalah mencari Ridho Allah SWT. semata, maka tidak akan pernah menuruti hawa nafsu dan tidak berbuat pamer dalam melakukan ibadah.
" Semoga bermanfaat "
0 Comments